BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1     Latar Belakang

   Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Hurlock, 1990; Papalia & Olds, 2001).Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat.

Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991). Remaja yang bermasalah lebih senang bercerita pada sahabatnya, daripada memilih guru konseler. Memanfaatkan momentum inilah perlunya dibentuk bimbingan teman sebaya. Terbentuknya SISBAN ini diharapkan bisa membantu guru Bimbingan Bimbingan (BK).



     1.2   RumusanMasalah

                Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1.2.1        Apakah yang dimaksud dengan bimbingan teman sebaya?

1.2.2        Apakah tujuan dari bimbingan Teman Sebaya?

1.2.3        Hal-hal apa yang mendasari perlunya bimbingan teman sebaya?

1.2.4        Bidang dan jenis kegiatan apa saja yang ada dalam bimbingan teman sebaya?

1.2.5        Apa saja prinsip-prinsip bimbingan teman sebaya?

1.2.6        Apa saja persyaratan bagi calon SISBAN

1.2.7        Bagaimana pembentukan dan pengorganisasian bimbingan teman sebaya?

1.2.8        Bagaimana pelatihan calon SISBAN?

1.2.9        Bagaimana pelaksanaan dan administrasi bimbingan teman sebaya ?

1.2.10    Kode etik apa saja yang terdapat dalam bimbingan teman sebaya?

1.3 Tujuan Penulisan

     Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1.3.1        Memahami pengertian bimbingan teman sebaya.

1.3.2        Mengetahui tujuan bimbingan teman sebaya.

1.3.3        Mengetahui hal-hal yang mendasari bimbingan teman sebaya.

1.3.4        Mengetahui bidang dan jenis kegiatan dalam bimbingan teman sebaya

1.3.5        Memahami prinsip-prinsip bimbingan teman sebaya.

1.3.6        Dapat memahami persyaratan-persyaratan bagi calon SISBAN

1.3.7        Memahami pembentukan dan pengorganisasian bimbingan teman sebaya.

1.3.8        Mengetahui pelatihan calon SISBAN.

1.3.9        Dapat mengetahui pelaksanaan dan administrasi bimbingan teman sebaya

1.3.10    Memahami kode etik bimbingan teman sebaya

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1  Pengertian BTS (Bimbingan Teman Sebaya)

Bimbingan teman sebaya adalah program bimbingan yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah siswa yang perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau bimbingan. Program bimbingan teman sebaya mempunyai alasan-alasan yang rasional, terstuktur, aktifitasnya khas atau spesifik, personal yang melakukannya juga khusus dan diorganisir secara terus menerus. Program ini merupakan usaha mempengaruhi (memperbaiki tingkah laku yang dimiliki oleh siswa), yaitu tingkah laku yang dapat membedakan antara tingkah laku yang pantas dengan tidak pantas, dan menggunakan tingkah laku yang pantas menjadi identitas pribadi yang diharapkan, serta menemukan berbagai cara pemecahkan masalah, dan memberikan pengalaman yang memberikan motifasi mengikuti pelatihan untuk pengembangan diri mereka sebagai orang dewasa yang matang dan bertanggung jawab.

Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.Pada diri remaja, pengaruh  lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991). Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).

2.2  Tujuan Bimbingan Teman Sebaya

            Tujuan Umum

Secara umum tujuan  BTS adalah membantu menyukseskan program Bimbingan dan Bimbingan di sekolah dalam rangka mengoptimalkan perkembangan siswa.

Tujuan Khusus

1. Untuk siswa yang dibimbing (SISBIN) tujuan BTS adalah membantu siswa yang bersangkutan. (SISBIN) untuk memperoleh kesempatan dalam.

a.       Mengembangkan hubungan sosial dan kedekatan dengan teman sebaya.

b.      Mengentaskan permasalahan yang dihadapi.

c.       Mengembangkan potensi secara optimal.

d.      Memanfaatkan sebesar-besarnya pelayanan Bimbingan dan Bimbingan di sekolah.

2. Untuk siswa yang memberikan bantuan (SISBAN), tujuan BTS adalah memberikan kesempatan kepada siswa (SISBAN) dalam :

a)        Meningkatkan kepedulian dan kebersamaan terhadap siswa lain.

b)        Meningkatkan kualitas pribadi, khususnya dalam bersosialisasi dan menyikapi siswa lain yang bermasalah.

c)        Mengembangkan potensi dan peranannya dalam membantu siswa lain.

d)       Memotivasi siswa teman sebayanya untuk mencari upaya pengentasan masalah-masalah yang dialami dan memanfaatkan pelayanan Bimbingan Bimbingan.

2.3  Alasan yang mendasari perlunya bimbingan teman sebaya

          Ada sembilan alasan yang mendasari perlunya bimbingan teman sebaya (Carr,1981; Busri Endang, 2012).

1.      Hanya beberapa siswa yang bersedia berkonsultasi langsung dengan konselor. Para siswa lebih sering menjadikan teman-teman mereka sebagai suber yang diharapkan dapat membantu memecahkan masalah yang mereka hadapi. Mereka menjadikan teman0teman mereka sebagai sumber pertama dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan pribadi, perencanaan karir dan bagaimana melanjutkan pendidikan formal mereka.

2.      Berbagai keterampilan terkait dalam pemberian bantuanyang efektif dapat dipelajari oleh orang awam sekalipun termasuk para profesional, dapat dikuasai oleh siswa SMP. SMA maupun SD.

3.      Berbagai penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa dikalangan remaja, kesiapan atau kebutuhan akan teman merupakan salah satu diantara lima hal yang paling menjadi perhatian remaja. Hubungan pertemanan bagi remaja seringkali menjadi sumber terbesar bagi terpenuhinya rasa senang dan juga dapat menjadi sumber fristasi yang paling mendalam. Kenyataam ini menunjukkan bahwa teman memungkinkan untuk saling bantu satu sama lain dengan cara unik dan tidak dapat diduga oleh orang tua maupun para pendidik. Para siswa SMA menjelaskan seorang teman sebagai orang yang mau mendengarkan, mau membantu, dan dapat berkomunikasi secara mendalam. Persahabatan ditandai dengan kesediaan untuk saling membantu satu dengan yang lainnya.

4.      Dasar keempat penggunaan siswa untuk membantu siswa lainnya muncul dari penekanan usaha preventif. Program preventif memiliku dua sisi:

     a). Kebutuhan untuk memperkuat siswa dalam menghadapi pengaruh-pengaruh yang membahayakan (melalui pemberian keterampilan pemecahan masalah secara efektif).

     b). Pada saat yang sama mengurangi insiden faktor-faktor deskriktof secara psikologis yang terjadi dalam lingkungan misalnya dengan mengeliminasi lingkunan yang kurang mendukung.

5.  siswa perlu memiliku kopetensi ( menjadi kuat), perlu kecerdasan (bukan akademuk, tetepi memahami suasana), pengambilan peran tanggung jawab (menjadi terhormat) dan harga diri (menjadi bermakna dan dapat dipahami). Para siswa memahami bagaimana kuatnya kebutuhan-kebutuhan tersebut. Sebagian orang tua kurang memahami kebutuhan ini sehingga sering kali mencari sesama remaja yang memiliki perasaan yang sama, mencari teman yang mau mendengarkan dan bukan untuk memecahkan atau tidak memecahkan problemnya, tetapi mencari orang yang mau menerima dan memahami dirinya.

6.  suatu issue kunci pada masa remaja adalah kemandirian. Suatu hal yang penting bagi orang dewasa untuk memahami kemandirian dalam kaitannya dengan perspektif budaya teman sebaya. Para pendidik dan konselor kadang kala kurang sensitif terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada kelompok sebaya.

7.  secara umum penelitian-penelitin tantang tutor sebaya, menunjukkan bahwa penggunaan tutor sebaya (teman sebaya) dapat memperbaiki prestasi atau harga diri siswa-siswa lainnya. Beberapa siswa lebih senang belajar dari teman sebayanya.

8.  peningkatan kemampuan untuk dapat membantu diri sendiri atau kelompok yang saling membantu juga merupakan dasar dari perlunya bimbingan sebaya. Pada dasarnya kelompok ini dibentuk oleh sesama teman sebaya yang saling membutuhkan dan sering tidak terjangkau atau tidak mau menggunakan layanan-layanan yang telah disediakan oleh lembaga bimbingan bimbingan.

9.  layanan-layanan profesional dari waktu kewaktu terus bertambah, dengan ongkos layanan tidak terjangkau oleh sebagian remaja, sementara problem remaja semakin meningkat, dan tidak semua dapat terjangkau oleh layanan formal.

       Bimbingan teman sebaya sangat kuat menempatka keterampilan-keterampilan komunikasi untuk memfasilitasi eksplorasi diri dan pembuatan keputusan. SISBAN bukanlah konselor yang profesional atau ahli terapi. SISBAN adalah para siswa (remaja) yang memberikan bantua pada siswa lain  dibawah bimbingan konselor ahli. Dalam bimbingan sebaya peran dan kehadiran konselor ahli tetap diperlukan.

SISBAN yang direkrut dari jaringan kerja sosial memungkinkan tejadinya sejumlah kontak yang spontan dan informal. Kontak-kontak yang demikian memiliki multilying impact pada berbagai aspek dari remaja lainnya. Kontak-kontak tesebut jugga dapat memperbaiki atau meningkatkan iklim sosial dan dapat menjadi jembatan penghubung antar konselor profesional dengan siswa (remaja) yang tidak sempat atau tidak bersedia berjumpa dengan konselor.

2.4  Bidang Kegiatan dan Jenis Kegiatan BTS

            Kegiatan BTS berada di dalam empat bidang bimbingan, yaitu :

a.       Bidang bimbingan pribadi : meliputi upaya pengembangan potensi dan kondisi pribadi siswa yang memerlukan bantuan.

b.      Bidang bimbingan sosial : meliputi peningkatan dan pengembangan hubungan sosial (relasi, interaksi, komunikasi) siswa dengan segenap warga sekolah, keluarga dan masyarakat.

c.       Bidang bimbingan belajar : meliputi pemberian bantuan terhadap siswa yang lambat/mengalami kesulitan belajar dan memperoleh prestasi rendah dalam belajar.

d.      Bidang bimbingan karir : meliputi pemberian bantuan terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam pengembangan informasi dan perencanaan karir.

Catatan : kegiatan yang ditangani oleh SISBANtidak harus meliputi semua bidang bimbingan, melainkan sesuai dengan kemampuan SISBAN dan kebutuhan SISBAN

 JENIS KEGIATAN

            Jenis kegiatan yang dapat diselenggarakan oleh siswa pemberian bantuan (SISBAN) adalah :

a.       Layanan orientasi : Pemberian materi orientasi tentang situasi baru (misalnya suasana sekolah) kepada siswa baru.

b.      Layanan informasi : pemberian berbagai informasi yang sifatnya aktual kepada siswa.

c.       Tutorial : Pemberian bantuan untuk meningkatkan keterampilan belajar dan penguasaan materi pelajaran.

d.      Diskusi kelompok terbuka : diskusi kelompok ( 10-15 orang siswa) untuk membahas topik-topik tertentu.

e.       Pra-Bimbingan : pembicaraan awal secara individual tentang masalah yang dialami siswa.

f.       Alih tangan kasus : mengalih tangankan kasus (siswa yang bermasalah ) kepada Guru Pembimbing.

Catatan : SISBAN tidak harus melaksanakan semua jenis kegiatan di atas, melainkan sesuai dengan kemampuan SISBAN dan kebutuhan SISBIN

2.5  Prinsip-prinsip bimbingan teman sebaya

                 Pada dasarnya prinsip-prinsip yang berlaku pada kegiatan bimbingan teman sebaya tidak ada perbedaan yang berarti dengan prinsip-prinsep bimbingan pada umumnya. Hanya dalam penggunaan prinsip-prinsip tersebut disesuaikan dengan keadaannya sebagai remaja yaitu:

1.      Rahasia, maksudnya masalah yang dibahas dalam bimbingan teman sebaya harus dirahasiakan. Jika bimbingan tesebut bersifat inividu, hanya SISBAN dan SISBiN saja yang mengetahuinya. Jika bimbingan tesebut bersifa kelompok, hanya mereka yang berada dalam kelompok itu yang mengetahuinya, tidak boleh dibawa keluar.

2.      Menghormati keyakinan-keyakinan, hak-hak, dan harapan SISBiN.

3.      Penilaian (judgment) dalam SISBiN teman sebaya tidak ada.

4.      Pemberian informasi, pada bimbingan teman sebaya merupakan bagian dari bimbingan sedangkan pemberian nasehat tidak temasuk didalamnya.

5.      SISBiN bebas menentukan pilihan termasuk kapan sesi bimbingan berakhir.

6.      Kegiatan bimbingan didasarkan atas kesetaraan.

7.      Apabila SISBiN membutuhkan dukungan yang tidak dapat dipenuhi dalam bimbingan teman sebaya dia dapat dialih tangankan pada konselor ahli, lembaga atau organisasi yang lebih tepat.

8.      Kapanpun SISBiN membutuhkan informasi yang jelas tentang bimbingan teman sebaya, tujuan, proses dan teknik yang digunakan dalam bimbingan teman sebaya dapat diketahi segera (Suwarjo, 2008 ; Busri Endang 2012).

2.6  Persyaratan Siswa Yang Memberikan Bantuan ( SISBAN)

            Tenaga pelaksana BTS adalah para siswa (SISBAN) yang secara sukarela ikut serta dalam BTS setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

a. Persyaratan

            Siswa yang menjadi SISBAN dalam BTS adalah mereka yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1)      Persyaratan Fisik

a). Sehat dan tidak mengalami gangguan dalam komunikasi dan interaksi sosial.

b). Berpenampilan wajar dan menunjang keberhasilan interaksi dan komunikasi dengan orang lain.

2). Persyaratan Akademik

a). Mempunyai wawasan yang luas

b). Prestasi belajar yang memuaskan

3). Persyaratan kepribadian

a). Mempunyai minat dan motivasi yang kuat untuk secara sukarela bergabung menjadi pembimbing teman sebaya.

b). Mempunyai hubungan sosial yang baik diterima oleh teman-temannya.

c). Keadaan emosi normal/stabil.

d). Mempunyai jiwa kepemimpinan dan aktif pada kegiatan ekstra kurikuler.

e). Mampu mengembangkan akhlak terpuji.

f). Mampu menaati kode etik BTS

4). Persyaratan Administrasi

a). Mendaftarkan diri

b). Mendapat persetujuan dari Wali Kelas dan Guru Pembimbing

c). Mengikuti seleksi

d). Jika lulus seleksi bersedia mengikuti pelatihan BTS

C. Status

     Status SISBAN  adalah sebagai mitra muda bagi Guru Pembimbing dalam menyukseskan program Bimbingan dan Konseling di sekolah BTS dengan SISBAN-nya berada di bawah koordinasi pengawasan, kebijakan wewenang Guru Pembimbing dalam kegiatan dan pengembangannya dengan memperhatikan sungguh-sungguh asas-asas dan program BK

     Seorang SISBAN berada dalam tanggung jawab langsung seorang Guru Pembimbing di sekolahnya. Seorang Guru Pembimbing dapat mengkoordinasikan sejumlah SISBAN.

 

2.7 Pembentukan dan pengorganisasian bimbingan teman sebaya

              Sebagaimana yanga telah dikemukakan diatas,bahwa berbagai keterampilan yang terkait dengan pemberian bantuan yang efektif , dapat dipelajari oleh orang awamsekalipun, termasik non profesional. Tetapi Tindall dan Gray memberi batasan bahwa, secara umum peserta pelatihan bimbingan teman sebaya minimum berusia 10-12 tahun, dan usia maksimum tidak terbatas. Tidak terbatas dalam arti para pensiunanpun dapat menjadi peserta pelatihan bimbingan sebaya guna menguasai keterampilan-keterampilan yang perlu dalam membantu orang lain. Hal ini sangat beralasan, terlebih untuk kehidupan remaja. Hal ini terbukti dalam hubungan sosial sehari-hari banyak kita temui seorang teman  yang dianggap oleh teman sebayanya memiliki prinsip-prinsip seperti disebutkan diatas dijadikan sebagai tempat curhat bagi temannya yang lain.

              Menurut hasil penelitian (Sujarwo, 2005) banyak remaja bersedia memberikan berbagai jenis bantuan secara interpersonal kepada teman-teman mereka, namun berdasarkan pengamatan selama beberapa tahun mendampingi penegmbangan Peer Counseling dibeberapa SMA dan SMP tampak bahwa aspek “kesukarelaan” (voluntary) kestabilan emosi, kemampuan bergaul, tingkat penerimaan teman sebaya (acceptability), popularitas secara positif, dan prestasi akademik dari calon SISBAN merupakan aspek yang akan mempengaruhi keberhasilan program bimbingan teman sebaya.

              Pemilihan SISBAN dapat dilakukan dengan membagikan formulir kepada anak-anak atau remaja dalam suatu komunitas. Akan sangan membantu jika calon SISBAN dapat mengidentifikasi diri mereka sendiri melalui permohonan untuk menjadi sukarelawan yang tertarik pada bimbingan. Untuk membantu para sukarelawan tertarik pada bimbingan sebaya, beberapa pertanyaan dapat diajukan kepada mereka yaitu:

1.      Apakah anda selalu merespon  terhadap teman-teman anda yang bermasalah ?

2.      Pernahkan anda mencoba membantu teman, tetapi tidak tahu apa yang harus anda lakukan ?

3.      Apakah anda pernah berfikir untuk belajar memiliki keterampilan untuk membantu teman yang punya masalah ?

4.      Tahukah anda tentang kecemasan, keprihatinan dan frustasi ?

       Pernyataan-pernyataan tersebut dapat membantu anak mengingat bahwa dalam pergaulan sehari-hari mereka sering dihadapkan pada tuntutan ingin membantu orang lain, tetapi tidak tahu bagaimana melakukannya. Pada diri anak-anak yang tertarik akan tumbuh rasa sukarela untuk membantu orang lain dan tumbuh rasa butuh untuk mengikuti perlatihan.

2.8  Pelatihan calon SISBAN

       Tujuan utama pelatihan calon SISBAN adalah untuk meningkatkan jumlah remaja yang memiliki dan mampu menggunakan keterampilan-keterampilan pemberian bantuan. Pelatihan ini tidak dimaksud untuk menghasilkan personal yang menggantikan fungsi dan peran konselor. Materi-materi pelatihan yang meliputu ketermapilan bimbingan dan keterampilan resiliensi dikemas dalam modul-modul yang disajikan secara berurutan. Calon SISBAN dibekali kemampuan untuk membangun komunikasi interpersonal secara baik. Sikap dan keterampilan dasar bimbingan meliputi kemampuan berempati, kemampuan melakukan attending, keterampilan bertanya, keterampilan merangkum pembicaraaan, asertifitas, genuineness, konfrontasi dan keterampilan pemecahan masalah, merupakan kemampuan-kemampuan yang dibekelkan dalam pelatihan bimbingan teman sebaya. Penguasaan terhadap kemampuan membantu diri sendiri dan kemampuan untuk membangun komunikasi interpersonal secara baik akan memungkinkan seorang remaja memiliki sahabat yang cukup. Selain kemampuan-kemapuan untuk membangun komunikasi interpersonal, keterampilan untuk membangun          resiliensi (daya lentur) juga merupakan keterampilan yang perlu dilatihkan. Resiliensi merupakan kemampuan penting bagi individu untuk menghadapi berbagai situasi dan suasana adversif yang seringkali tidak dapat dielakkan dalam kehidupan. Dengan menguasai keterampilan-keterampilan tersebut individu mampu membantu diri sendiri dan teman lain dalam mengambil keputusan secara bijak dalam menghadapi berbagai suasana aversif yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pelatihan calon siswa pelaksana BTS menurut pedoman umum BTS IPBI

Ada beberapa materi pelatihan yang harus diikuti oleh siswa (calon) pelaksanaan BTS (SISBAN).

1). Pelatihan kepribadian : meliputi peningkatan keterampilan, pemahaman, penerimaan dan pengembangan fungsi-fungsi pribadi, seperti sikap luwes, toleran dan terbuka, cepat tanggap, ramah dan sopan yang diperlukan untuk membantu siswa lain.

2). Pelatihan keterampilan memberikan bantuan meliputi :

a)      Keterampilan menjalin hubungan sosial, khususnya dengan siswa yang memerlukan bantuan (SISBIN)

b)      Peningkatan kemampuan melakukan konstak dan berkomunikasi, seperti :

·         Keterampilan mendekati siswa yang diperkirakan memerlukan bantuan

·         Keterampilan mendengar, memahami dan merespon secara tepat dan positif

·         Keterampilan bertanya, menjawab dan memberikan keterampilan meruntut dan mengarahkan pembicaraan

3). Pelatihan kepemimpinan dan organisasi : meliputi peningkatan wawasan dan keterampilan untuk menyiapkan dan membina kegiatan BTS, sekaligus meningkatkan peranan SISBAN dalam OSIS dan kegiatan ekstra kurikuler lainya.

4). Penyelenggaraan latihan, bagi SISBAN adalah Guru Pembimbing di sekolah yang bersangkutan atau sekolah lain.

2.9 Pelaksanaan Dan Administrasi

            Dalam pelaksanaan BTS perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a.       SISBAN yang telah memenuhi syarat dan dilatih diperkenalkan oleh Guru Pembimbing kepada seluruh siswa.

b.      SISBAN dapat langsung bertemu dengan ( calon ) SISBIN, baik SISBIN yang langsung menemui SISBAN atau SISBAN langsung menemui SISBIN yang diperkirakan mengalami masalah.

c.       Dalam pertemuan antara SISBAN dan SISBIN diselenggarakan satu atau lebih kegiatan BTS sebagaimana tersebut pada butir 4.

d.      SISBAN mencatat wajtu, tempat dan isi pertemuan dangan SISBIN disamarkan (dengan kode)

e.       Nama SISBIN dan rincian isi pembicaraan antara SISBAN dan SISBIN tidak boleh disampaikan kepada siapapun juga, kecuali dalam kasus alih tangan kepada Guru Pembimbing penanggung jawab SISBAN, untuk sebesar-besarnya kepentingan SISBIN. Guru Pembimbing dengan sepenuh-penuhnya menepati asas kerahasiaan dan asas-asas BK lainya.

f.       SISBAN berkonsultasi dan melaporkan semua kegiatanya dalam BTS kepada Guru Pembimbing yang menanggungjawannya.

1. Pokok-pokok isi pembicaraan antara          SISBAN dan SISBIN (tanpa menyebut nama ) dilaporkan kepada Guru Pembimbing. Dalam hal ini Guru Pembimbing dapat memberikan pendapat sperti : apakah pertemuan antara SISBAN dan SISBIN sudah cukup baik, atau perlu dilanjutkan dengan materi baru, atau kasus SISBIN perlu dialihtangankam kepada Guru Pembimbing, dan lain-lain komentar yang positif untuk suksesnya bantuan kepada SISBIN.

2. Apabila kasus SISBIN perlu dialihtangankan kepada Guru Pembimbing, maka SISBAN mengusahakan secara langsung persetujuan dan kesediaan SISBIN.

g. Dalam mengenai kasus SISBIN, SISBAN tidak diperkenankan menghubungi pihak-pihak lain. Untuk hubungan dengan pihak lain itu, kemungkinan, perencanaan, dan pelaksanaannya dibicarakan dengan Guru Pembimbing.

h. Tanpa harus menunggu laporan SISBIN, Guru Pembimbing secara berkala mengadakan pertemuan konsultasi dan koordonasi dengan SISBAN-SISBAN-nya.

2.10     KODE ETIK BTS

            Dalam kegiatan BTS, kode etik yang harus diikuti dan dipatuhi sepenuhnya oleh SISBAN adalah sebagai berikut :

a.       Sebelum menyelenggarakan BTS, SISBAN wajib melatih diri untuk mengikuti pelatihan sehingga memenuhi persyaratan untuk melaksanakan kegiatan BTS

b.      Dalam penyelenggaraan BTS, SISBAN benar-benar menepati asas kerahasiaan dan kesukarelaan serta asas-asas Bimbingan dan Koseling lainya.

c.       SISBAN menghargai setinggi-tingginya dan seutuhnya pribadi SISBIN dan dengan sungguh-sungguh membantu SISBIN sesuai dengan permasalahan dan sebesar-besarnya untuk kepentingan SISBIN.

d.      Apabila pemberiaan bantuan oleh SISBAN terhadap SISBIN dirasakan, maka SISBAN berusaha mengalihtangankan kasus itu kepada Guru Pembimbing aas persetujuan SISBIN.

e.       SISBAN akan senantiasa mengembangkan dan melatih diri agar upaya bantuanya kepada SISBIN semakin meningkat dan berguna bagi pengembangan kemanusiaan pada umunya.

f.       SISBAN akan senantiasa meningkatkan diri pada dan tidak keluar dari kode etik BTS

BAB III

PENUTUP

 

3.1  KESIMPULAN

              Pada dasarnya bimbingan teman sebaya merupakan suatu cara bagi para siswa belajar bagaimana memperhatikan dan membantu teman-teman yang lain serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain bimbingan teman sebaya dapat juga dikatakan sebagai suatu ragam tingkah laku membantu secara interpersonal yang dilakukan oleh individu non profesional untuk membantu orang lain dalam memberikan pertimbangan pemecahan masalah yang dihadapinya. Secara umum tujuan BTS adalah membantu menyukseskan program Bimbingan dan Bimbingan di sekolah dalam rangka mengoptimalkan perkembangan siswa. Kegiatan BTS berada di dalam empat bidang bimbingan, yaitu : bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan bidnag bimbingan karir. Jenis kegiatan yang dapat diselenggarakan oleh siswa pemberian bantuan (SISBAN) adalah : Layanan orientasi,Layanan informasi ,Tutorial, Diskusi kelompok terbuka, Pra-Bimbingan, Alih tangan kasus.

              Alasannya yang paling mendasari perlunya bimbingan teman sebaya adalah (1) hanya sebagian kecil siswa yang memanfaatkan dan bersedia berkonsultasi langsung dengan konselor. Para siswa lebih sering menjadikan teman-teman mereka sebagai sumber yang diharapkan dapat membantu memecahkan masalah yang mereka hadapi. Mereka menjadikan teman-teman mereka sebagai sumber pertama dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan pribadi. Perencanaan karir,dan bagaimana melanjutkan pendidikan formal mereka.

              Prinsip-prinsip bimbingan teman sebaya adalah: (1) Rahasia, (2) Menghormati keyakinan-keyakinan, hak-hak, harapan dan hak-hak SISBiN, (3) penilaian (judgment) dalam bimbingan teman sebaya tidak ada, (4) pemberian informasi pada bimbingan teman sebaya merupakan bagian dari bimbingan, sedangkan pemberian nasihat tidak termasuk didalamnya, (5) SISBiN bebas membuat pilihan termasuk kapan akan mengakhiri sesi, (6) kegiatan bimbingan didasarkan atas kesetaraan, (7) apabila SISBiN membutuhkan dukungan yang tidak dapat dipenuhi melalui bimbingan teman sebaya, dia dapat dialihtangankan pada konselor ahli, lebaga atu organisasi yang lebih tepat, (8) kapanpun SISBiN membutuhkan informasi yang jelas tentang bimbingan teman sebaya, tujuan, proses, dan teknik yang digunakan dalam bimbingan tersebut dapat diketahui segera.

              Pelatihan bimbingan teman sebaya dapat dilakukan dengan membuat kelompok-kelompok yang jumlahnya antara enam sampai sepuluh orang, sedangkan lama pelatihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan lembaga tersebut.

              Dalam kegiatan BTS, kode etik yang harus diikuti dan dipatuhi sepenuhnya oleh SISBAN adalah sebagai berikut :

a.       Sebelum menyelenggarakan BTS, SISBAN wajib melatih diri untuk mengikuti pelatihan sehingga memenuhi persyaratan untuk melaksanakan kegiatan BTS

b.      Dalam penyelenggaraan BTS, SISBAN benar-benar menepati asas kerahasiaan dan kesukarelaan serta asas-asas Bimbingan dan Koseling lainya.

c.       SISBAN menghargai setinggi-tingginya dan seutuhnya pribadi SISBIN dan dengan sungguh-sungguh membantu SISBIN sesuai dengan permasalahan dan sebesar-besarnya untuk kepentingan SISBIN.

d.      Apabila pemberiaan bantuan oleh SISBAN terhadap SISBIN dirasakan, maka SISBAN berusaha mengalihtangankan kasus itu kepada Guru Pembimbing aas persetujuan SISBIN.

e.       SISBAN akan senantiasa mengembangkan dan melatih diri agar upaya bantuanya kepadaSISBIN semakin meningkat dan berguna bagi pengembangan kemanusiaan pada umunya.

f.       SISBAN akan senantiasa meningkatkan diri pada dan tidak keluar dari kode etik BTS