TAHAP-TAHAP KONSELING KELUARGA
KELOMPOK 9
TEORI KONSELING
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep-Konsep Utama
2.1.1 Pandangan Tentang Sifat Manusia
Behavioral juga sering di sebut dengan terapi tingkah laku atau modifikasi tingkah laku yaitu mengubah tingkah laku yang maladaptif ke arah yang lebih adaptif yaitu tingkah laku yang di harapkan dan dapat di sesuaikan .Teori ini memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan terutama dalam menangani konseli atau peserta didik yang memiliki masalah-masalah belajar dan tingkah laku. Salah satu aspek yang paling penting dari teori behavioral yaitu menekankan pada tingkahlaku yang nampak dan spesifik artinya tingkah laku tersebut dapat dilihat, didevinisikan secara operasional, diamati, dan diukur.tingkah laku bukan kontruk-kontruk yang tidak bisa diukur yang vitalbagi pendekatan-pendekatan psikodinamik adalah fokus perhatian treatmen. Behaviorisme adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia. Dalil dasarnya adalah bahwatingka laku yang tertib dan bahwa eksperimen yang di kendalikan dengan cermat akan menyingkapkan hukum-hukum yang mengendalikan tingkah laku.
Pendekatan behavioristik tidak menguraikan asumsi-asumsi filosofis tertentu tentang manusia.setiap manusia di pandang memiliki kecendrungan-kecendrungan yang positif dan negatif yang sama.manusia pada dasarnya di bentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budayanya dan segenap tingkah laku spesifik manusia dapat di pelajari. Meskipun berkeyakinan bahwa segenap tingkahlaku pada dasarnya merupakan hasil dari kekuatan-kekuatan lingkungan dan faktor-faktor genetik tetapi para behavioris menganggap bahwa pembuatan dan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk tingkah laku.Ada beberapa ahli yang berpendapat tentang tentag manusia dalam teori ini di antaranya adalah:
a. B.F. Skinner dalam Nye (1975) menekankan bahwa manusia dikendakikan oleh lingkungan pendirian mereka yang kuat berkaitan erat dengan komitmen terhadap pencarian pola-pola tingkah laku yang dapat di amati.pandangan “ behaviorisme radikal ” tidak menganggap bahwa tingkah laku manusia di pengaruhi oleh pilihan dan kebebasan dan menolak konsep tentang individu sebagai agen bebas yang membentuk nasibnya sendiri.
b. John Waston pendiri behaviorisme yang pernah menyatakan bahw ia bisa mengambil beberapa bayi dan dijadikan sebagai seorang seniman, ahli hukum, dokter, pencuri ataupun perampok melalui pembentukan lingkungan, Ia menyingkirkan dari psikologi konsep-konsep seperti kesadaran, determinasi diri dll
c. Marquis (1974) menyatakan bahwa konseling behavioral itu mirip keahlian tehnik artinya ia menerapkan informasi-informasi ilmiah untuk menemukan pemecahan-pemecahan teknis atas masalah-masalah manusia.
Jadi dapat di simpulkan bahwa teori behavioristik berokus paa bagaimana orang-orang belajar dan kondisi-kondisi apa saja yang menentukan tingkahlaku mereka.
2.1.2 Ciri-Ciri Konseling Behavioristik
Ciri-ciri konseling behavioristik adalah sebagai berikut:
a. Pemusatan perhatuan pada tingkah laku yang nampak dan spesifik
b. Kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatment
c. Perumusan prosedur treatment yang spesifik yang sesuai dengan masalah
d. Penapsiran obyektif atas hasil-hasil terapi
Konseling behavioristik tidak berlandaskan sekumpulan konsep yang sistematik, juga tidak berakar pada suatu teori yang di kembangkan dengan baik.sekalipun memiliki banyak teknik, konseling behavioristik hanya memiliki sedikit konsep. Ia adalah pendekatan yang induktif yang berlandaskan eksperimen-eksperimen, dan menerapkan metode eksperimental pada proses konseling. Sehingga akan timbul pertanyaan dari konselor “tingkah laku spesifik apa yang oleh individu ini ingin diubah, dan tingkah laku baru yang bagaimana yang ingain dipelajarinya? ” kekhususan ini membutuhkan suatu pengamatan atas tingkah laku konseli. Spesifikasi tingkah laku konseli yang ingin di ubah dan kemudian mencari faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konseli sehingga dapat dirumuskan cara-cara untuk mengubah tingkah laku yang ingin diubah. Jadi dapat di tentukan bahwa tugas utama dari konseling behavioristik ini adalah mengisolasi tingkah laku masalah, dan kemudian menciptakan cara-cara untuk mengubahnya. Pada dasarnya konseling behavioristik di arahkan pada tujuan-tujuan memperoleh tingkah laku baru , menghapuskan tingkah laku yang maladaptif, serta memperkuat dan mempertahankan tingkah laku yang diinginkan.
Pengondisian Klasik Versus Pengondisian Operan
Merupakan dua aliran utama membentuk esensi metode –metode dan tekni – teknik pendekatan – pendekatan terapi yang berlandaskan teori belajar : pengondisian klasik dan dan pengondisian operan. Pengondisian atau disebut pengondisian responden , berasal dari karya Pavlov. Pada dasarnya pengondisian klasik itu melibatkan sitimulus tak berkondisi ( UCS ) yang secara otomatis membangkitkan respons berkondisi ( CR ) , yang sama dengan respons tak berkondisi . jika UCS dipasangkan dengan suatu stimulus berkondisi ( CS ), lambat laun CS mengarahkan kemunculan CR. Dalam contoh yang di perlihatkan pada Gambar 7-1 , UCS ( makanan kucing ) membangkitkan UCR , pengeluaran air liur kucing . pembukaan kaleng makanan dengan pembuka listrik mmenjadi CS karena ia dipasangkan dengan makanan dan membangkitkan CR, pengeluaran air liur kucing .
UCS UCR
( makanan kucing ) ( pengeluaran air liur kucing )
CS CR
( menjalankan pembuka kaleng listrik) ( pengeluaran air liur kucing )
Gambar 7-1: rancangan pengondisian klasik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep-Konsep Utama
2.1.1 Pandangan Tentang Sifat Manusia
Behavioral juga sering di sebut dengan terapi tingkah laku atau modifikasi tingkah laku yaitu mengubah tingkah laku yang maladaptif ke arah yang lebih adaptif yaitu tingkah laku yang di harapkan dan dapat di sesuaikan .Teori ini memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan terutama dalam menangani konseli atau peserta didik yang memiliki masalah-masalah belajar dan tingkah laku. Salah satu aspek yang paling penting dari teori behavioral yaitu menekankan pada tingkahlaku yang nampak dan spesifik artinya tingkah laku tersebut dapat dilihat, didevinisikan secara operasional, diamati, dan diukur.tingkah laku bukan kontruk-kontruk yang tidak bisa diukur yang vitalbagi pendekatan-pendekatan psikodinamik adalah fokus perhatian treatmen. Behaviorisme adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia. Dalil dasarnya adalah bahwatingka laku yang tertib dan bahwa eksperimen yang di kendalikan dengan cermat akan menyingkapkan hukum-hukum yang mengendalikan tingkah laku.
Pendekatan behavioristik tidak menguraikan asumsi-asumsi filosofis tertentu tentang manusia.setiap manusia di pandang memiliki kecendrungan-kecendrungan yang positif dan negatif yang sama.manusia pada dasarnya di bentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budayanya dan segenap tingkah laku spesifik manusia dapat di pelajari. Meskipun berkeyakinan bahwa segenap tingkahlaku pada dasarnya merupakan hasil dari kekuatan-kekuatan lingkungan dan faktor-faktor genetik tetapi para behavioris menganggap bahwa pembuatan dan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk tingkah laku.Ada beberapa ahli yang berpendapat tentang tentag manusia dalam teori ini di antaranya adalah:
a. B.F. Skinner dalam Nye (1975) menekankan bahwa manusia dikendakikan oleh lingkungan pendirian mereka yang kuat berkaitan erat dengan komitmen terhadap pencarian pola-pola tingkah laku yang dapat di amati.pandangan “ behaviorisme radikal ” tidak menganggap bahwa tingkah laku manusia di pengaruhi oleh pilihan dan kebebasan dan menolak konsep tentang individu sebagai agen bebas yang membentuk nasibnya sendiri.
b. John Waston pendiri behaviorisme yang pernah menyatakan bahw ia bisa mengambil beberapa bayi dan dijadikan sebagai seorang seniman, ahli hukum, dokter, pencuri ataupun perampok melalui pembentukan lingkungan, Ia menyingkirkan dari psikologi konsep-konsep seperti kesadaran, determinasi diri dll
c. Marquis (1974) menyatakan bahwa konseling behavioral itu mirip keahlian tehnik artinya ia menerapkan informasi-informasi ilmiah untuk menemukan pemecahan-pemecahan teknis atas masalah-masalah manusia.
Jadi dapat di simpulkan bahwa teori behavioristik berokus paa bagaimana orang-orang belajar dan kondisi-kondisi apa saja yang menentukan tingkahlaku mereka.
2.1.2 Ciri-Ciri Konseling Behavioristik
Ciri-ciri konseling behavioristik adalah sebagai berikut:
a. Pemusatan perhatuan pada tingkah laku yang nampak dan spesifik
b. Kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatment
c. Perumusan prosedur treatment yang spesifik yang sesuai dengan masalah
d. Penapsiran obyektif atas hasil-hasil terapi
Konseling behavioristik tidak berlandaskan sekumpulan konsep yang sistematik, juga tidak berakar pada suatu teori yang di kembangkan dengan baik.sekalipun memiliki banyak teknik, konseling behavioristik hanya memiliki sedikit konsep. Ia adalah pendekatan yang induktif yang berlandaskan eksperimen-eksperimen, dan menerapkan metode eksperimental pada proses konseling. Sehingga akan timbul pertanyaan dari konselor “tingkah laku spesifik apa yang oleh individu ini ingin diubah, dan tingkah laku baru yang bagaimana yang ingain dipelajarinya? ” kekhususan ini membutuhkan suatu pengamatan atas tingkah laku konseli. Spesifikasi tingkah laku konseli yang ingin di ubah dan kemudian mencari faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konseli sehingga dapat dirumuskan cara-cara untuk mengubah tingkah laku yang ingin diubah. Jadi dapat di tentukan bahwa tugas utama dari konseling behavioristik ini adalah mengisolasi tingkah laku masalah, dan kemudian menciptakan cara-cara untuk mengubahnya. Pada dasarnya konseling behavioristik di arahkan pada tujuan-tujuan memperoleh tingkah laku baru , menghapuskan tingkah laku yang maladaptif, serta memperkuat dan mempertahankan tingkah laku yang diinginkan.
Pengondisian Klasik Versus Pengondisian Operan
Merupakan dua aliran utama membentuk esensi metode –metode dan tekni – teknik pendekatan – pendekatan terapi yang berlandaskan teori belajar : pengondisian klasik dan dan pengondisian operan. Pengondisian atau disebut pengondisian responden , berasal dari karya Pavlov. Pada dasarnya pengondisian klasik itu melibatkan sitimulus tak berkondisi ( UCS ) yang secara otomatis membangkitkan respons berkondisi ( CR ) , yang sama dengan respons tak berkondisi . jika UCS dipasangkan dengan suatu stimulus berkondisi ( CS ), lambat laun CS mengarahkan kemunculan CR. Dalam contoh yang di perlihatkan pada Gambar 7-1 , UCS ( makanan kucing ) membangkitkan UCR , pengeluaran air liur kucing . pembukaan kaleng makanan dengan pembuka listrik mmenjadi CS karena ia dipasangkan dengan makanan dan membangkitkan CR, pengeluaran air liur kucing .
UCS UCR
( makanan kucing ) ( pengeluaran air liur kucing )
CS CR
( menjalankan pembuka kaleng listrik) ( pengeluaran air liur kucing )
Gambar 7-1: rancangan pengondisian klasik